LAPORAN KAMPANYE
SOSIAL
KEBIASAAN BURUK MENYEBERANG JALAN SEMBARANGAN
NAMA
KELAS
NPM
Ikhwan Arbianto 1ID08 33415256
Luthfi Hidayati
1ID08 33415905
Muhammad
Andi K 1ID08 34415353
Nabila Honsa 1ID08 34415883
Reza Dwi Ardianto 1ID08 35415822
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK
NDUSTRI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya dapat terselesaikannya laporan pelaksanaan kegiatan
kampanye tentang Bahayanya Menyebrang Jalan Sembarangan dan Jembatan
Penyebrangan Orang (JPO). Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
softskill.
Semoga laporan sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini
dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya laporan
ini.
Bekasi, 16 Juni 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindakan mausia tidak selamanya benar dan sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Adakalanya terjadi penyimpangan
terhadap nilai dan norma ada. Perilaku manusia yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma yang ada dalam masyarakat disebut perilaku menyimpang. Perilaku
menyimpang diekspresikan oleh seseorang atau kelompok masyarakat yang secara
sadar atau tidak sadar atau tidak menyesuaikan diri dengan norma yang ada.
Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang tidak mematuhi
norma dan nilai yang sudah baku dimasyarakat.
Salah satu contoh kasus yang menunjukkan adanya perilaku menyimpang dikehidupan
masyarakat adalah kebiasaan buruk untuk menyebrang tidak pada tempatnya yang
dilakukan pejalan kaki. Jembatan Penyeberngan Orang (JPO) adalah salah satu
prasarana bagi pejalan kaki yang penyediannya bertujuan bagi keselamatan
pejalan kaki agar aman. Namun kenyataannya menunjukkan bahwa pemanfaatan JPO
tersebut kurang efektif dalam memecahkan permasalahan pejalan kaki dalam
menyebrang jalan. Hal ini bisa dilihat pada kenyataan bahwa JPO jarang dipakai
dan terkadang disalah fungsikan untuk tempat mangkal gelandangan dan sasaran
tempat kejahatan. Para pejalan kaki lebih memilih untuk menyebrang langsung
kejalan besar yang sebenarnya dapat membahayakan nyawa mereka sendiri dan
pengendara yang lewat dijalan tersebut.
Ironisnya lagi yang sering menjadi suatu
pemandangan umum, dimana polisi membantu menyeberangkan sekian masyarakat
walaupun didekatnya ada jembatan penyeberangan. Hal ini apakah tanda bahwa
aparat kepolisian kurang mensosialisasikan penggunaan jembatan penyeberangan.
Seyogyanya, aparat kepolisian dengan sabar dan konsisten memaksa masyarakat
menyeberang pada tempatnya, kalau perlu dengan hukuman denda tertentu,yang
dilaksanakan secara konsisten, adil, tanpa diskriminasi.
Keengganan penyeberang jalan yang tidak menggunakan
JPO tersebut yang mendasari kampanye ini
dilakukan untuk menganalisis efektifitas penggunaaan JPO. Selain itu tingkat
penggunaan JPO di masyarakat yang masih rendah tersebut menunjukkan bahwa
keselamatan bukanlah satu-satunya variabel yang berpengaruh dalam penggunaan
jembatan penyeberangan.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk menganalisis penyalahgunaan
jembatan penyeberangan orang (JPO) dan keefektifan penggunaan JPO oleh pejalan kaki
serta rekomendasi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
1.3 Sasaran Penulisan
Dari
tujuan penulisan laporan maka dapat diketahui sasaran yang tepat untuk mencapai
tujuan. Sasaran tersebut adalah:
a.
Mengidentifikasi perilaku menyimpang yang terjadi di kehidupan masyarakat.
b.
Menentukan wilayah studi yang terdapat perilaku menyimpang oleh masyarakat.
c.
Menganalisis perilaku menyimpang oleh masyarakat (sebab akibat)
d.
Mengidentifikasi rekomendasi yang tepat untuk mengatasi permasalahan perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kami
melakukan pembuatan laporan ini, kami melakukan observasi di berbagai tempat
untuk melihat dimana biasanya banyak orang yang melakukan kebiasaan buruk
seperti menyeberang tidak pada tempatnya
dan lokasi tersebut pastinya yang tidak jauh dari JPO agar kita lebih
mudah menanyakan alasan dan mewawancarai para penyeberang jalan. Kami memulai
proses pembuatan laporan ini dengan melakukan kampanye sosial pada tanggal 2
Mei 2016 kami memilih waktu jam orang pulang kerja dan kami memilih lokasi
pertama kami di depan Mall Mega Bekasi, kami memilih tempat itu karena kami
sering melihat banyak sekali orang yang berbondong-bondong menyeberang
sembarangan. Kami memilih target semua yang menyeberang jalan disana dari orang
orang yang baru pulang bekerja hingga anak sms yang menyeberang disana.
Pertama kami
meminta izin terlebih dahulu kepada pihak kepolisan setempat dan meminta kepada
polisi tentang kampanye yang kita lakukan apakah mereka pro atau kontra dengan
kampanye yang kita laksanakan, ternyata polisi sangat mendukung dengan apa yang
kita lakukan karena polisi disana mengaku lelah dengan apa yang dilakukan
terhadap penyeberang jalan, karena polisi selalu menegur mereka tetapi para
penyeberang jalan selalu menghiraukan tersebut dan terus melakukan kebiasaannya
tersebut. Polisi juga telah memberikan spanduk yang besar yang berupa selogan
dan peringatan agar orang tidak menyeberang sembarangan. Setelah itu kami
langsung menanyakan kepada orang orang yang lewat. Kami menanyakan apa alasan
mereka mengapa mereka lebih memilih menyeberang jalan sembarangan dibandingkan
menyeberang di JPO. Alasan merekapun beraneka ragam mulai dari yang malas jalan
menuju jembatan penyeberangan, sedang buru-buru, buang-buang waktu, ikut-ikutan
orang yang nyeberang jalan disana dan masih banyak alasan yang lainnya. Dan ada
saja orang yang tidak mau kita wawancarai dan langsung pergi meninggalkan kami
ketika kami dekati.
Selanjutnya pukul
17.00 WIB, kami melakukan kampanye kami di tempat yang berbeda yaitu di JPO
depan Mall Metropolitan kami ingin tahu alasan dari sudut pandang yang
berlawanan. Kami menyakan orang orang yang lewat di JPO, dan mereka menilai
lebih baik menyeberang di JPO daripada menyeberang sembarangan, walaupun itu
sedikit membuang waktu dan lebih sedikit lelah tetapi itu lebih aman.
Kita melanjutkan
kampanye kami setelah solat maghrib di bawah JPO depan Mall Metropolitan
Bekasi, kami mendapat target yang ingin melewati JPO dan ada juga yang
menyeberang sembarangan. Merekapun memiliki alasan yang hampir sama dengan
orang orang yang telah kami tanyakan.
Kami Melakukan di
lain hari pada tanggal 16 Mei 2016 dan kami memilih lokasi di depan Islamic
Center Bekasi. Kami memilih waktu yang sama yaitu pukul 15.00 karena itu waktu
dimana orang pulang bekerja. Kami mengambil lokasi di atas jembatan memantau
orang-orang yang menyeberang sembarangan dan meminta pendapat kepada orang yang
melewati JPO untuk menyeberang jalan. Tidak hanya anak muda, namun orang tua
pun berani menyeberang jalan sembarangan bahkan sudah ada yg kira-kira berumur
60 tahun masih berani menyeberang sembarangan. Mereka tidak mau meluangkan
sedikit waktunya dan energinya agar kesalamatannya lebih aman. Kami melakukan
kampanye hingga pukul 18.00 dan banyak yang mendukun aksi kita tidak hanya
orang tua yang mendukung, namun ada juga remaja anak sekolahan yang berpikiran
terbuka ikut mendukung aksi kampanye yang kami lakukan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut hasil kampanye sosial yang
telah kami lakukan dan mengambil beberapa sampel dari orang-orang yang memiliki
kebiasaan buruk menyeberang sembarangan dan orang yang telah sadar akan bahaya
menyeberang sembarangan. Mereka memiliki alasan yang hampir sama, mengapa
mereka menggunakan JPO dan mengapa mereka tidak menggunakan JPO dan lebih
memilih menyeberang sembanrangan. Adapun kesimpulan yang kami dapatkan bahwa
para pejalan kaki sebagian besar tidak menggunakan dan tidak memanfaatkan
jembatan penyeberangan umum karena letak jembatan yang sedikit jauh dari tempat
orang itu berada, sehingga pejalan kaki malas untuk jalan kesana. Dan mereka
menilai menyeberang menggunkan penyeberangan jembatan umum lebih membuang waktu
karena lebih cepat jika menyeberang langsung. Orang-orang tersebut tidak akan
berhenti menyeberang sembarangan jika masih ada orang lain yang menyeberang
sembarangan. Jadi pada intinya orang-orang hanya ikut-ikutan meniru orang yang
berani menyeberang sembarangan. Dan menurut orang-orang yang telah menggunakan
JPO untuk menyeberang , mereka menyadari keselamatan lah hal yang utama. Mereka
merelakan sedikit waktunya demi mengutamakan keselamatannya.
3.2 Saran-saran
Berikut
merupakan saran kami untuk mengatasi hal tersebut agar tidak terjadi lagi:
-
Seharusnya
pihak kepolisian harus lebih tegas lagi menyikapi kebiasaan buruk tersebut,
tidak cukup hanya dengan spanduk dilarang menyeberang
-
Kita
harus mulai dari diri kita sendiri untuk tidak menyeberang sembarangan, dengan
kita melakukan kebiasaan tersebut. Orang-orang lain akan mencontohnya.
-
Mengingatkan
orang lain yang bertindak salah, dan ajak mereka agar tidak melakukan hal
tersebut lagi.
Demikian saran-saran yang dapat kami
berikan, agar tidak ada lagi orang yang berani menyeberang sembarangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar