Kamis, 14 April 2016

ISD (Masalah Sosial)



MUHAMAD ANDI KURNIAWAN
1ID08
34415353


Penggusuran yang terjadi di kolong tol warakas



Rencana pembongkaran rumah hunian di kolong tol khususnya di daerah kelurahan warakas, jakarta utara akan dilakukan oleh lurah warakas yaitu sri suhartini. Saya mencoba mereporteri lurah warakas ibu sri yang lokasi rumahnya tidak jauh dari rumah saya, saya menanyakan “ibu, kira-kira rencana yang akan ibu lakukan akan dimulai kapan ?”. dengan lugas dan sikap tegas yang dimilikinya beliau menjawab pertanyaaan saya, “Insya allah nantilah setelah penertiban di luar batang sudah selesai kami akan gencarkan niatan untuk melakukan penggusuran di kolong tol tersebut. Masalahnya kolong tol wilayah warakas dimanfaatkan untuk lapak usaha barang bekas dan tempat tinggal. Umumnya mereka warga pendatang dan kami telah enam kali mengirim surat himbauan pengosongan tempat,”.

Ia mengaku wilayahnya yang dilintasi kolong tol priok-pluit berada di RW 08,09,10 Dan 12. Pihaknya berjanji dalam waktu dekat penghuni dan bangunan liar kolong tol yang banayak digunakan untuk kegiatan usaha akan di bersihkan.







Beliau menambahkan “Tak lama lagi bangunan liar yang dikolong tol kelurahan warakas akan dilakukan penertiban, kita tinggal menunggu koordinasi secara terpadu kerena dari awal surat himbauan sudah kami sampaikan. Kami akan tata kolong tol dan kami rencanakan untuk RPTRA,”jelasnya. Seperti yang diungkapkan lurah warakas terkait masih banyaknya penghuni dan bangunan liar di kolong tol yang merupakan bagian dari tugasnya untuk menertibkan. Selain kelurahan warakas, wilayah kolong tol kelurahan tetangga seperti papanggo dan sungai bambu juaga akan digusur.

Sementara itu kurang rasanya apabila saya tidak menanyakan juga dengan wilayah RW yang terkena penggusuran tersebut, lalu saya mencoba menanyakan dengan ketu RW 10 warakas bapak Dedi mulyadi. Dia mengakui lingkungan kolong tol kumuh dan banyak dimanfaatkan warga pendatang. “saya mendukung adanya penertiban, karena lingkungan kami jadi kumuh dan yang menghuni bukan warga kami sendiri. Mereka kebanyakan pendatang yang menempatkan kolong tol untuk kegiatan usaha dan lainnya,” kata pak Dedi kepada saya.

 Dari kedua narasumber yang saya wawancarai beliau berharap kolong tol bisa digunakan dengan sebagaimana semestinya seperti membangun taman penghijauan, dan apabila ingin di bangun ruang terpadu ramah anak (RPTRA) pasti akan lebih pantas. Saya juga setuju atas harapan dari kedua narasumber tersebut, para penghuni kolong tol itu juga kebanyakan warga yang tidak memiliki KTP jakarta maka dari itu kata bu lurah orang-orang tersebut akan kami kembalikan ketempat asalnya masing-masing. Apalagi kumuh itu juga termasuk faktor dari kurangnya ruang lingkup yang nyaman. Lagian tujuan ini baik untuk kita juga agar jakarta sehat dan rapi, Kalo jakarta sehat dan nyaman kita juga kan yang senang. Mungkin itu saja yang saya sampaikan. Terima kasih